November 25, 2024

Nicklas Bendtner, Dinamit Denmark yang Hanya Meledak Sesaat

Nicklas Bendtner – Para pecinta sepak bola pasti mengenal sosok yang bernama Nicklas Bendtner. Penyerang jangkung ini selalu mencuri perhatian karena beberapa pernyataannya yang dianggap overconfidence. Namun, dibalik itu semua, Bendtner memiliki kisah menarik dalam perjalanan karier sepak bolanya.

Nicklas Bendtner Melejit Bersama Arsenal

Dominoqq – Nicklas Bendtner, merupakan seorang pesepakbola berkebangsaan Denmark yang lahir di Kopenhagen, 16 Januari 1988.

Bendtner muda tidak begitu memiliki banyak cerita tentang sepak bola. Ia tercatat hanya membela 2 klub junior selama bermukim di Denmark.

Bendtner belajar mengasah kemampuan mengolah si kulit bundar di sebuah klub akademi bernama Arnby Boldklub. Selang beberapa tahun kemudian, ia masuk ke skuad akademi Copenhagen, klub sepak bola terbesar di Denmark.

Bersama Copenhagen, skill yang dimiliki Bendtner muda berkembang pesat. Hal tersebut menarik perhatian banyak klub yang ingin memboyongnya.

Arsenal menjadi klub yang beruntung bisa mendapatkan tanda tangan talenta muda Denmark ini. Bendtner bergabung bersama tim besutan Arsene Wenger pada tahun 2004. Awalnya, ia ditempatkan di tim akademi sambil menunggu kesempatan untuk tampil di tim utama.

Pada Oktober 2015, Bendtner mencatatkan laga debutnya sebagai pesepakbola profesional saat membela Arsenal melawan Sunderland di kompetisi Piala Liga Inggris. Namun, penampilan Bendtner dianggap belum memuaskan dan kemudian dipinjamkan ke Birmingham City pada musim berikutnya.

Setelah masa peminjamannya habis di Birmingham, Bendtner kembali ke Arsenal dan bertekad untuk menembus skuad inti. Usahanya berbuah hasil setelah ia mampu mencetak gol di beberapa laga bersama The Gunners.

Kekuatannya terletak pada postur tubuhnya yang tinggi menjulang sehingga kerap memenangkan duel udara. Sebagian besar gol yang diciptakannya pun berasal dari tandukan kepalanya.

Lord yang Sangat Percaya Diri

Berita Skor Bola – Bendtner tampil memukau bersama Arsenal dan sempat diplot sebagai striker utama pada musim 2008/2009. Pada musim tersebut Ia tampil dalam 31 pertandingan Liga Premiere Inggris dan menyumbang 9 gol.

Namun, performanya perlahan menurun sehingga memunculkan keraguan di benak para fans. Mengetahui hal tersebut, Bendtner justru melontarkan pernyataan yang cukup kontroversial di hadapan media. Ia mengaku bahwa dirinya merupakan penyerang terbaik dunia yang ada di masa itu.

Tak hanya itu, Bendtner juga berkata bahwa suatu saat ia akan bermain di klub terbaik dunia. Ia mengaku akan mendapat tawaran dari Real Madrid atau Barcelona setelah kontraknya habis bersama Arsenal.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Kualitas permainan Bendtner terus anjlok. Ia gagal bersinar bersama Sunderland pada musim 2011/2012. Bendtner pun tak mendapat menit bermain yang cukup di Juventus meskipun mendapat sejumlah trofi bersama Si Nyoya Tua. Kariernya pun tak membaik selama 2 musim membela Wolfsburg dan Nottingham Forest.

Tak heran, banyak yang menyebut Bendtner sebagai pemain yang lucu karena pernyataannya yang sering tidak sesuai dengan kenyataan. Beberapa bahkan menyebut Bendtner dengan julukan Lord karena kepercayaan dirinya yang sangat tinggi melebihi nalar manusia biasa.

Kembali Temukan Sentuhan

Setelah bertahun-tahun terpuruk, Bendtner kembali menemukan sentuhan magisnya di Norwegia. Pada tahun 2017 ia bergabung bersama klub langganan juara Liga Norwegia, Rosenborg Ballklub.

Di klub tersebut, Bendtner berhasil menjadi pemain yang paling berpengaruh. Ia mampu mencetak 31 gol dari 73 penampilannya bersama Rosenborg di semua kompetisi. Bendtner juga berhasil mempersembahkan 2 trofi liga beruntun pada tahun 2017 dan 2018.

Perbaiki Diri

Kumpulan bandarqq – Setelah sukses di Norwegia, Bendtner kembali ke tanah kelahiran dan bergabung bersama klub masa kecilnya, Copenhagen.

Mengingat jejak kariernya yang naik turun, Bendtner tak merasa kecewa atas kesalahan yang ia lakukan beberapa tahun lalu. Menurutnya, ucapan kontroversial yang kerap ia lepaskan adalah sebuah upaya untuk melepas keraguan yang ada dalam dirinya.

Bendtner juga bersyukur atas kesempatan berkarier sebagai pesepakbola. Ia akan tetap mencintai olahraga tersebut meskipun dianggap gagal oleh banyak orang.

Yang terpenting bagi dirinya saat ini adalah memperbaiki performa dan sikapnya di dalam maupun di luar lapangan. Bendtner ingin menikmati sisa waktu dalam kariernya dan tak ingin membuat masalah lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *